Turunan asam karboksilat adalah kelompok senyawa organik yang
memiliki gugus karbonil dan memiliki sebuah atom elektronegatif (oksigen,
nitrogen atau halogen) yang terikat pada atom karbon karbonil. Salah satu
turunan asam karboksilat yang akan dibahas adalah : ESTER.
Ester termasuk turunan asam
karboksilat yang gugus –OH dalam rumus RCOOH diganti oleh gugus –OR. Adapun
rumus umum dari ester adalah :
·
Pembuatan Ester
Reaksi pembuatan ester disebut esterifikasi dan reaksi
yang terjadi disebut reaksi esterifikasi Fischer. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila
menggunakan katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4)
dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Rumus
umumnya adalah :
R-COOH + R-OH ↔ R-COOR’
+ H2O
Selain dibuart dari asam karboksilat, ester juga dapat
diperoleh dengan cara mereaksikan suatu klorida asam atau suatu anhidrida asam
dengan alkohol atau fenol. Reaksi pembuatan ester dari klorida asam dan
anhidrida asam mengikuti pola umum reaksi berikut.
Klorida asam
R-COCl + R-
OH → R-COOR + HCl
R-COCl + Ar-OH →
R-COOAr + HCl
Anhidrida asam
(RCO)2O
+ R-OH → R-COOR + RCOOH
(RCO)2O
+ Ar-OH → R-COOAr + RCOOH
Fischer and Speier menemukan (1895) bahwa ester secara sederhana
dihasilkan dari pemanasan asam karboksilat dalam suatu larutan alkohol yang
mengandung sejumlah kecil katalis asam kuat. Hasil yang baik pada reaksi
esterifikasi Fischer, tetapi kebutuhan untuk penggunaan alkohol berlebih
sebagai pelarut membatasi metode untuk sintesis ester metil, etil dan propil.
Reaksi esterifikasi Fischer meupakan reaksi substitusi asil nukleofilik
yang dilakukan dibawah kondisi asam. Asam karboksilat tidak cukup reaktif untuk
menyerang dengan alkohol netral tetapi dapat dibuat lebih reaktif dengan adanya
asam kuat seperti HCl atau H2SO4. Katalis asam akan
memprotonasi oksigen karbonil, dan mengaktivasinya terhadap serangan nukleofil.
Alkohol menyerang karbon karbonil yang telah terprotonasi, dan membentuk zat
antara tetrahedral. Perpindahan proton antar molekul akan mengubah hidroksil
menjadi gugus pergi yang baik sebagai H2O. Deprotonasi dan hilangnya
H2O secara simultan memberikan suatu ester.
·
REAKSI-REAKSI
ESTER
a.
Reaksi hidrolisis
Ester tidak bereaksi dengan ion halida atau dengan ion karboksilat sebab
nukleofil ini merupakan basa lebih lemah daripada gugus pergi ester. Suatu
ester bereaksi dengan air membentuk suatu asam karboksilat dan alkohol. Ini
merupakan suatu contoh reaksi hidrolisis – suatu reaksi dengan air yang
mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa.
Reaksi hidrolisis ester dalam suasana
asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis
dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol.
Hidrolisis ester dengan basa disebut reaksi Penyabunan (Saponifikasi).
b. Reaksi dengan
Amina
Ester juga bereaksi dengan amina membentuk amida. Reaksi dengan amina
mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa yang disebut aminolisis. Sebagai
catatan bahwa aminolisis dari ester membutuhkan hanya satu ekuivalen amina,
tidak seperti aminolisis dari suatu asil halida atau asam anhidrida, yang
membutuhkan dua ekuivalen.
Reaksi dari ester dengan
amina tidak selambat reaksi dari ester dengan air dan alcohol.
c.
Transesterifikasi
Suatu ester bereaksi dengan alkohol membentuk ester baru dan alkohol
baru. Ini merupakan contoh reaksi alkoholisis. Reaksi alkoholisis tertentu ini
disebut juga reaksi transesterifikasi sebab satu ester dirubah menjadi ester
lain. Reaksi ini disebut
reaksi transesterifikasi yang dapat berlangsung dalam suasana asam dan basa,contohnya :
Reaksi diatas
disebut transesterifikasi karena terjadi pertukaran antara gugus alkil dalam
–OR pada ester dengan gugus alkil dalam ikatan R’O.
d. Reaksi dengan
pereaksi Grignard
Reaksi antara
suatu ester dengan pereaksi Grignard merupakan cara istimewa dalam pembuatan
alkohol tersier. Pola umum dari reaksi ini adalah sebagai berikut.
Bila keton yang
diperoleh di atas direaksikan lebih lanjut dengan R’’MgX maka pada akhirnya
diperoleh suatu alkohol terseir menurut persamaan reaksi berikut ini.
Sifat
Fisik Ester
a. Titik didih ester hampir sama dengan titik didih
aldehid/keton yang berat molekulnya sebanding.
b. Ester dapat larut dalam pelarut organik.
c. Ester dengan 3-5 atom karbon dapat larut dalam air.
d. Ester yang mudah menguap memiliki bau sedap.
·
KEGUNAAN
ESTER
1.
Senyawa ester dengan rantai pendek
(ester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku
rendah banyak terdapat dalam buah-buahan
yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.
Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap.
yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.
Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap.
2.
Ester yang berasal dari gliserol dengan
asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak) digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin)
3.
Ester dari alkohol suku tinggi dan asam
karboksilat suku tinggi
Digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin).
Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.
Masalah yg ingin saya ajukan adalah : apa yang menyebabkan reaksi antara ester dengan amina berlangsung lebih cepat atau tidak selambat reaksi antara ester dan alkohol? apakah hal ini dipengaruhi dari gugus fungsinya?
ReplyDeleteiya mungkin itu ada hubungannya dengan gugus fungsi yang terdapat pada amina dan alkohol, menurut literatur yang saya baca amina primer dan sekunder dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom oksigen dari air, ikatan hidrogen N-H...N meningkatkan titik didih amina primer dan sekunder walaupun tidak sekuat ikatan hidrogen pada alkohol.
ReplyDeletebaiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan dari saudara sewangi dari literatur yang saya baca : Reaksi dari ester dengan amina tidak selambat reaksi dari ester dengan air dan alcohol, sebab amina merupakan nukleofil yang lebih baik. Ini merupakan keuntungan sebab kecepatan reaksi dari reaksi ester dengan amina tidak ditingkatkan dengan asam atau HO¯ atau RO¯. sedangkan reaksi antara ester dengan alkohol atau (reaksi transesterifikasi atau alkoholisis) dari suatu ester merupakan reaksi sangat lambat sebab air dan alkohol merupakan nukleofil lemah dan ester memiliki gugus pergi yang sangat basa. Hidrolisis dan alkoholisis ester dapat dikatalisis dengan asam. Kecepatan hidrolisis dapat ditingkatkan dengan ion hidroksida dan kecepatan alkoholisis dapat ditingkatkan dengan basa konjugasi (RO¯) dari alkohol reaktan.semoga membantu ^^
ReplyDeletemenurut sumber yang saya baca : Reaksi dari ester dengan amina tidak selambat reaksi dari ester dengan air dan alcohol, sebab amina merupakan nukleofil yang lebih baik. Ini merupakan keuntungan sebab kecepatan reaksi dari reaksi ester dengan amina tidak ditingkatkan dengan asam atau HO¯ atau RO¯.
ReplyDeletesaya akan mencoba menambahkan jawabannya.dari sumber-sumber yg saya baca, Alkil amina memiliki atom N yang polar, namun tidak sekuat Oksigen pada alkohol, sehingga titik didih alkil amin lebih rendah dibandingkan alcohol. Polaritas atom N pada alkil amina menyebabkan alkil amina cukup reaktif, interaksi antar molekul alkilamina terjadi karena adanya ikatan hidrogen antar kedua molekul. Khusus untuk alkil amina tersier tidak terjadi ikatan hidrogen, karena atom N sudah tidak mengikat atom H lagi. Dengan adanya kemampuan membentuk ikatan hidrogen senyawa alkil amin larut dalam air. Ikatan hidrogen dan interaksinya sesama molekul alkilamina dan interaksinya dengan molekul air .hal inilah yang menyebabkan reaksi ester dengan amina lebih cepat dibandingkan reaksi ester dengan alkohol.
ReplyDelete